
Jakarta,Indo-Opsi.Com–Hasani Abdulgani, menjadi salah satu sosok yang ikut berjasa membuka program naturalisasi Timnas Indonesia pada masa-masa awal kepelatihan Shin Tae-yong.
Hasani bercerita, perjuangan untuk memulai program ini memang diadang banyak rintangan. Dia bahkan harus kehilangan banyak teman karena dianggap menutup peluang pemain Indonesia untuk memperkuat skuad Garuda.
“Kalau boleh jujur, saya banyak kehilangan teman. Dulu kan saya wartawan. Teman-teman saya yang senior itu dulu anti naturalisasi. Ada yang delete nama saya, saya juga kadang-kadang delete nama dia kalau sudah sebel,” ujar Hasani.
“Dalam pribadi saya itu banyak sekali saya diserang. Itu selama saya mengurus program naturalisasi. Saya dianggap termasuk yang istilahnya mematikan anak-anak Indonesia,” ia menambahkan.
“Saya punya prinsip yang berbeda. Yang mau kita bawa ini adalah anak-anak Indonesia yang besar di luar negeri. Saat itu, kami mendapatkan beberapa nama dari Jin,” ujar mantan Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) itu.
“Namanya Jordi Amat. Dia neneknya orang Indonesia. Sandy Walsh, kakek-neneknya orang Indonesia. Kevin Diks dan Mees Hilgers juga. Itu nama-nama pertama yang muncul dalam program naturalisasi,” lanjutnya.
“Ini kan anak-anak Indonesia, punya darah Indonesia, dan ingin pulang ke negaranya. Itu dasarnya. Jadi, seperti saya punya anak dan besar di luar negeri, saat dia ingin pulang ke tempat saya, masa tidak boleh,” imbuhnya.(Chandra Prasetya)