Selasa, Juli 8News That Matters

UPZISNU Margorejo Himpun Rp86 Juta di 10 Muharram, Salurkan Zakat Produktif dan Lunasi Ambulans Muslimat

Peringatan 10 Muharram, Warga Margorejo Tumpah Ruah

Lampung Selatan, Indo-Opsi.com Ratusan warga Desa Margorejo, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, memadati halaman masjid desa Miftahul Jannah pada malam peringatan 10 Muharram 1447 H, Sabtu malam (5/7/2025).

Peringatan yang digagas oleh Ranting UPZISNU Margorejo ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi momen penguatan solidaritas umat.

Tahun ini, total dana zakat dan infaq yang berhasil dihimpun mencapai Rp86.778.000, menandai keberlanjutan tradisi filantropi lokal yang telah berjalan lebih dari satu dekade.

  • Dana Disalurkan untuk Santunan, Zakat Produktif, dan Ambulans

Dana tersebut langsung ditasyarufkan ke sejumlah program konkret. Sebanyak 5 anak yatim, 50 fakir, dan 156 miskin menerima santunan. Tak hanya itu, enam ekor kambing zakat produktif juga dibagikan ke masing-masing dusun sebagai modal usaha warga.

Acara ini juga menjadi momentum penting dengan diumumkannya pelunasan satu unit ambulans Muslimat NU Margorejo yang dibeli melalui Gerakan Koin NU Muslimat, sebuah inisiatif iuran harian dari kaum ibu.

  • Tokoh NU dan Pemerintah Desa Hadir

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting Nahdlatul Ulama dan unsur pemerintah desa, seperti KH Ahmad Ishomuddin (Rois Syuriah PCNU Lamsel), Kyai Sahalludin Mahfudz (Wakil Katib PCNU), serta jajaran UPZISNU Jati Agung. Kepala Desa Berto Julian, Babinsa Serda David, hingga ratusan jamaah dari berbagai dusun turut hadir.

  • Rincian Dana per Dusun

Menurut laporan resmi UPZISNU, dana diperoleh dari infaq warga enam dusun dan amplop Muharram sejak 1 Muharram. Berikut rinciannya:

  • Dusun 1: Rp8.500.000
  • Dusun 2: Rp8.984.000
  • Dusun 3: Rp19.484.000
  • Dusun 4: Rp15.650.000
  • Dusun 5: Rp8.900.000
  • Dusun 6: Rp4.600.000
  • Amplop Infaq Muharram: Rp20.650.000

Meski sedikit menurun dari tahun lalu yang mencapai Rp87 juta, angka tahun ini tetap stabil di tengah tekanan ekonomi.

  • Ketua UPZISNU: Kami Konsisten Sejak 2010

Ketua Ranting UPZISNU Margorejo, Edi Susanto, menjelaskan bahwa sistem pengumpulan dan pentasyarufan dana ini bukan hal baru. Ia mengenang awal mula perjuangan mereka yang penuh keterbatasan.

Alhamdulillah pencapaian desa kami yang dikelola oleh UPZIS bersama pemerintah desa dari tahun ke tahun stabil. Kami di sini sudah berjalan sejak 2010. Dulu itu pertama kali pendapat infaq sekitar lima juta, dan paling tinggi itu Rp120 juta,” ungkap Edi.

Ia juga menyinggung kondisi ekonomi masyarakat yang memengaruhi capaian infaq tahun ini.

Saat ini karena kondisi perekonomian sedang turun – ya tahu sendirilah harga pertanian, terutama singkong – jadi agak turun dari tahun kemarin. Namun Alhamdulillah, turunnya tetap stabil, tidak signifikan,” sambungnya.

Mengenai ambulans NU, Edi tak menyangka pelunasannya berjalan lebih cepat dari prediksi awal.

Kalau soal ambulance, menurut saya sudah sangat luar biasa. Saya pikir dua tahun baru lunas, tapi ternyata lebih cepat. Ini berkat peran ibu-ibu Muslimat melalui Koin NU. Bahkan kas mereka sekarang sudah mencapai Rp15.490.700,” ujarnya.

Melihat pencapaian ini, Edi berharap desa lain bisa membangun sinergi serupa.

Margorejo ini kecil, cuma sekitar 600 KK. Karena kami desa pemekaran dari Margodadi. Tapi kami bisa bersinergi dengan pemdes dan tokoh agama. Kalau desa lain bisa seperti ini, hasilnya bisa lebih besar dari kami,” tegasnya.

  • Kambing Produktif: Bukan Sekadar Bantuan

Program zakat produktif menjadi andalan UPZISNU Margorejo sejak 2015. Tahun ini, enam ekor kambing dibagikan murni sebagai hibah produktif, bukan sistem pinjam-pakai.

Ustadz Rois, yang mendampingi Ketua Ranting , menjelaskan bahwa kambing tersebut menjadi aset yang bisa dikembangkan.

Kalau bantuan lain kan biasanya induknya ditinggal, anaknya diambil. Tapi kami tidak. Itu murni dibagikan sebagai modal usaha. Ada yang tahun depan bisa jadi dua kambing. Ada juga yang hasilnya dipakai beli sapi. Bahkan ada warga yang sampai bisa berkurban sampai empat kali,” jelasnya.

Hingga 2025, total kambing yang telah ditasyarufkan mencapai 123 ekor.

Foto Dok NU Media: KH. Ahmad Ishomudin, saat menyampaikan Tausiyah ya di Margerejo, Sabtu malam (5/7/2025)
  • KH Ahmad Ishomuddin: Doa Mustajab dan Tradisi Syuro

KH Ahmad Ishomuddin, Rois Syuriah PCNU Lampung Selatan, dalam tausyiahnya mengajak jamaah untuk menyelami makna spiritual 10 Muharram lebih dalam.

“Yang paling mendalam dari Asyura adalah doa mustajab. Orang Jawa, para Kyai-Kyai, lebih suka tirakat dan wirid. Karena tanggal 10 Muharram adalah hari dikabulkannya doa para nabi, wali dan ulama,” jelas KH Ishomuddin.

Ia juga menanggapi tradisi Syuro sebagai “hari rayanya fakir miskin” sebagai bagian dari warisan budaya lokal.

Sebenarnya kegiatan itu tidak hanya bulan Syuro, cuma tiap daerah punya tradisi yang berbeda-beda. Maka sampai dikatakan bulan Syuro itu hari rayanya fakir miskin, itu karena tradisi saja. Memang ada fadilah khusus sedekah di bulan Syuro, itu dilipatgandakan pahalanya, maknanya seperti itu,” terangnya.

Menutup tausyiahnya, KH Ishomuddin mengapresiasi kinerja kolektif UPZISNU Margorejo dan menyampaikan harapan.

Ini sangat inspiratif. Sudah kolektif dan bagus. Pendanaannya kuat, manfaatnya besar. Semoga langgeng dan menjadi contoh bagi desa lain. Dan jangan lupa, ikut berjuang di NU. Karena walau pengurus lain tidak mengerjakan hal yang sama, tetap dapat pahala,” tutupnya.

  • Margorejo: NU yang Menumbuhkan, Bukan Sekadar Bergerak

Desa Margorejo membuktikan bahwa zakat dan infaq bukan hanya wacana, tetapi kekuatan transformasi sosial nyata. Melalui Zakat Produktif UPZISNU dan partisipasi warga, lahirlah gerakan yang menyalurkan manfaat nyata: dari kambing hingga ambulans, dari dusun ke seluruh pelosok desa.

Di Margorejo, NU bukan sekadar organisasi, tapi jalan perubahan. Dari desa kecil lahir dampak besar. (Redaksi)