Wow! KUR bunganya turun jadi 6%,Pinjaman boleh sampai 50 juta.

Jakarta – Untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, pemerintah akan menurunkan
suku bunga kredit usaha rakyat (KUR).
Selain itu pemerintah juga meningkatkan
plafon atau jumlah pinjaman untuk
debitur.

Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian menyebut langkah ini
dilakukan demi meningkatkan geliat
ekonomi nasional.

Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian Iskandar Simorangkir
mengungkapkan perubahan tersebut
misalnya penurunan bunga KUR menjadi
6% dari sebelumnya 7%. Kemudian
meningkatkan plafon penyaluran KUR
mikro menjadi Rp 50 juta dari sebelumnya
Rp 25 juta.

“Ini yang dilakukan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Kita sadar kalau
tak diantisipasi ketidakpastian global bisa
mempengaruhi. Seperti India yang
ekonominya terseret dari 8% ke 4,5%, kata
Iskandar di Kantor Kemenko
Perekonomian, Selasa (21/1/2020).

Dia mengungkapkan, karena itu
pemerintah mendukung kebijakan KUR
untuk mendorong pertumbuhan yang
lebih pro rakyat.

Menurut Iskandar langkah ini dilakukan
agar saling menguntungkan antara bank
dan penerima KUR. “Pemerintah sadar,
kalau bank rugi ya tidak bisa
menyalurkan. Karena itu kita buat pola
B2B, bank masih untung, di sisi lain
debitur mampu memenuhi kewajiban
pembayaran bunga dan pokoknya, jelas
dia.

Iskandar menjelaskan, peningkatan plafon
KUR ini diharapkan bisa memperluas
cakupan penyaluran. Hingga 2024
penyaluran KUR akan disalurkan hingga
Rp 325 triliun.

Lalu pemerintah juga meningkatkan
akumulasi plafon KUR mikro sektor
perdagangan dari Rp 100 juta menjadi Rp
200 juta. Terakhir, target KUR produksi
diputuskan tetap sebesar minimal 60%.
Alasannya, selama ini perbankan merasa
kesulitan untuk menyalurkan KUR
produksi.

“Dengan kebijakan-kebijakan lebih
preferred ke UMKM, diharapkan akan
muncul pengusaha-pengusaha yang
stages-nya bisa dari mikro, kecil,
menengah bahkan besar. Pemerintah
sangat yakin itu karena hampir semua
berhasil” jelas dia.

Target Tahun Ini Rp 190T

Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian Iskandar Simorangkir
mengungkapkan hal ini karena
permintaan KUR yang semakin besar.

“Sekarang realisasinya sampai Rp 140
triliun, kalau tidak kita rem maka akan
melampaui, kata Iskandar di kantor
Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa
(21/2/2020).

Dia mengungkapkan, tujuan utama
pemerintah mendorong KUR adalah untuk
menggerakkan sektor UMKM. Sebab
pencapaian pertumbuhan ekonomi
nasional tidak terlepas dari kontribusi
sektor ini. Di tengah ketidakpastian dan
pelemahan perekonomian global,
Indonesia tetap mampu tumbuh di atas
5%.

Pada 2017, kontribusi UMKM terhadap
PDB tercatat sebesar 60 persen. Di sisi
lain, kontribusi ekspor UMKM terhadap
total ekspor non migas tercatat sebesar
14,17%. “Ini artinya, motor pertumbuhan
ekonomi kita itu banyak disumbangkan
UMKM sebagai bumper perekonomian
kita, ujarnya.

Iskandar menyebutkan sejak disalurkan
kembali skema subsidi bunga pada
Agustus 2015 penyaluran KUR per 31
Desember 2019 tercatat Rp 472,8 triliun
dengan non performing loan (NPL) 1,1%.

Dilansir Sumber:www.detik.com/detik Finance